4
Hujan dan Kita
Posted by Fandhy Achmad R
on
04.34
Janji itu terucap, dengan penuh keyakinan kita berjanji dengan saksi hujan. Janji itu berkata bahwa tidak ada pemisah di antara kita kecuali Tuhan yang memisahkan. Mengikrarkan kesetiaan kita berdua, mengikrarkan keabadian cinta kita. Niatku, menjaga komitmen ini apapun yang terjadi. Aku tidak peduli. Aku yakin kau pun sama halnya denganku. Sebenarnya, mulai sore itu aku menganggap hujan adalah indah. Hujan adalah kita.
Kamu pernah berkata, “Walaupun hujan tidak selalu datang, tapi hujan tidak akan pernah pergi dari awan yang selalu berada di atas kita. Sama halnya denganku, meskipun aku tak selalu di sisimu, yakinlah bahwa sedetikpun aku tidak pernah berniat meninggalkanmu”.
Bukannya aku membenci kenangan kita, namun terkadang sakit ketika kenangan itu mengusikku lagi. Sakit karena aku tak tahu harus bagaimana. Yang bisa aku lakukan hanya mengucapmu dalam doa, mengucapmu dalam setiap sujudku.
Wahai hujan, wahai kamu. Terimakasih atas semua kebahagiaan ini. Pahit memang. Tapi maafkan aku. Aku tak seharusnya memaki hujan. Tak seharusnya membenci hujan.
Karya : Yayu Anriana Rahman